04 August 2015

Mengatasi kanker serviks, lakukan penapisan dengan PAP SMEAR

Kanker nomor satu namun penapisan hanya lima persen padahal idealnya lebih dari 80%. Oleh sebab itu 70% datang setelah stadium lanjut dan tingkat kematian satu orang dalam dua jam. Suatu kenyataan yang memprihatinkan, oleh sebab itu dengan semangat kartini mari keluar dari belenggu kanker serviks dengan rutin melakukan penapisan.


Di dunia kesehatan siapa yang tidak mengenal PAP SMEAR, pemeriksaan ini sudah sangat tua dan bisa di andalkan sebagai sarana penapisan kanker serviks. Pertama kali pemeriksaan ini di temukan oleh Papanicolau, maka dari itu di namakan PAP Smear.


Namun kehadiran PAP smear yang sudah lama tidak juga menurunkan jumlah kanker serviks. Di selidiki oleh para ilmuan salah satu penyebabnya adalah PAP smear kurang sensitif menapis kanker serviks, sehingga banyak pasien dengan hasil PAP smear normal terlambat di ketahui mengidap kanker serviks.


Oleh sebab itu para ilmuan terus berupaya memperbaiki pemeriksaan PAP smear agar menjadi lebih baik. Saat ini sudah di kembangkan sitologi serviks berbasis cairan atau di kenal dengan istilah SSBC. PAP smear lanjutan yaitu SSBC ini memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dalam menapis kanker serviks jika di bandingkan dengan PAP smear konvensional. Oleh sebab itu pastikan bahwa skrining yang di lakukan adalah PAP smear SSBC bukan PAP smear konvensional.


Lakukan pemeriksaan sejak dini untuk mengurangi angka kematian karena kanker serviks. Lakukan penapisan dengan PAP smear SSBC, karena penapisan dengan PAP smear konvensional saja tidak cukup.


referensi : Laboratorium klinik Prodia.

Kanker serviks, salah satu penyakit berbahaya bagi wanita

Infosmo.com- Setiap satu jam, satu wanita Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks, dan satu keluarga berduka karena kehilangan sosok seorang ibu. Padahal kanker serviks adalah kanker dengan tingkat kesembuhan tinggi jika terdeteksi sejak dini dan di tangani dengan tepat.


Lakukan Pap smear dengan sistem sitologi serviks berbasis cairan (SSBC) dan HPV-DNA sebagai upaya skrining kanker serviks rutin sekali setahun jika anda sudah pernah melakukan hubungan seksual. Agar hasil optimal lakukan persiapan dengan benar sebelum pemeriksaan.



Syarat pemeriksaan SSBC dan HPV DNA yaitu:




  1. Tidak dalam keadaan menstruasi, paling baik adalah seminggu sebelum HPHT atau lima hari setelah menstruasi berhenti.


  2. Tidak melakukan hubungan seksual dua hari sebelum pemeriksaan.


  3. Pembilasan miss V dengan cairan kimia tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pemeriksaan.


  4. Tidak menggunakan obat-obatan yang di masukan ke dalam miss V dalam 48 jam sebelum pemeriksaan.


Periksa sejak dini penyakit kelamin yang mematikan ini, semoga wanita Indonesia makin cerdas dan mengurangi angka kematian karena kanker serviks.

referensi: Laboratorium klinik Prodia